Petani Semakin Tertarik Memanfaatkan Alsintan, akibat dari Modernisasi Pertanian
Petani di berbagai pusat produksi padi kian tertarik memanfaatkan alat mesin pertanian (alsintan). Hal itu nampak dikala panen padi awal April hingga akhir Mei lalu. Combine harvester yg dikelola unit pelayanan jasa alsintan (UPJA) laris manis disewa petani yg sedang panen.
Salah satu UPJA yg kebanjiran sewa combine harvester merupakan UPJA Jaya Makmur yg berlokasi di Desa Wringin Agung, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi. Bahkan, UPJA yg dikembangkan Gapoktan Tani Agung semenjak 2012 tersebut memperoleh pesanan sewa alsintan hingga ke berbagai kecamatan di Jawa Timur.
“Intensitas sewa combine harvester pada animo panen awal tahun ini terjadi peningkatan signifikan,” ucap Paiman dalam keterangan resminya, Senin (10/6/2019).
Paimin mengakui, tidak sedikit keuntungan yg petani dapatkan dengan memakai alsintan. Pastinya merupakan mempercepat pekerjaan petani. Petani yg panen dengan combine harvester hanya butuh waktu 3 jam/ha. Bahkan petani dikala ini telah tidak asing lagi memakai alsintan.
Dengan demikian seusai panen, petani dapat eksklusif mengolah tanah. Awal Mei lalu, petani telah ada yg mulai mengolah lahan lagi seusai panen. “Saat animo kemarau petani masih melakukan olah lahan sebab sebagia lahan petani ada yg telah dibekali dengan fasilitas irigasi,” katanya.
Paimin mengungkapkan, tidak hanya memanfaatkan combine harvester, dalam pengolahan penggunakan traktor tangan juga sangat menolong petani. Dengan traktor lahan seluas 0,25 ha, hanya butuh waktu setengah hari.
“Jika pengolahan lahan hingga siap tanam butuh waktu setengah hari. Sehingga, waktunya lebih singkat dibandingkan dengan olah tanah dengan cara tradisional,” tuturnya.
Karena penggunaan alsintan sanggup mempercepat pekerjaan petani, Paimin mengakui, dikala ini terus tidak sedikit petani yg tertarik memanfaatkan alsintan untuk olah lahan hingga panen.
“Beda dengan 7-10 tahun lalu. Kalau zaman dahulu, paling hanya mesin traktor saja yg dimanfaatkan petani. Tapi dikala ini tidak sedikit petani yg memanfaatkan alat mesin panen. Sebab, penggunaan alat mesin panen ini lebih manjur serta efisien, biayanya pun lebih terjangkau dibanding panen manual,” papar Paimin.
Sewa Alsintan
Untuk memakai alsintan, menurut Paimin, petani alias kelompok tani yg menyewa combine harvester hanya dipatok dengan harga sewa sebesar Rp 1,2 juta/ha. Sewa combine harvester ini sangat terjangkau dibandingkan dengan anggaran panen dengan cara manual.
Selain biayanya lebih murah, petani juga lebih manjur serta efisien ketika panen memakai combine harvester. Kehilangan hasilnya juga sangat sedikit, jadi tidak sedikit petani yg beralih memakai alat panen tersebut.
UPJA Jaya Makmur juga mempunyai traktor tangan dengan jumlah lumayan banyak, yakni 5 unit. Sewa traktor tangan ini hanya dipatok dengan harga Rp 300 ribu per 0,25 ha alias kurang lebih Rp 1,4 juta/ha.
Sedangkan, untuk rice transplanter disewakan ke petani plus benihnya hanya dipatok Rp 800 ribu/ha. Sewa rice transplanter ini terbukti lebih terjangkau dibandingkan dengan petani yg menanam dengan cara manual. Cara tanam padi dengan mesin modern ini juga lebih manjur serta efisien.
UPJA Jaya Makmur yg beranggota 54 orang-orang petani ini tercatat sebagai UPJA paling baik nasional. Pada tahun 2017, UPJA Jaya Makmur sanggup membukukan keuntungan sewa alsintan sebesar Rp 100 juta. Sedangkan tahun 2018 hingga November 2018 pendapatan UPJA telah sebesar Rp 28,6 juta.
UPJA Jaya Makmur tercatat mempunyai alsintan relatif banyak. Diantara alsintan bantuan Kementerian Pertanian (Kementan) itu meliputi rice transplanter 1 unit, traktor tangan 5 unit, hand sprayer 2 unit, pompa air 1 unit, APPO (alat pembuatan pupuk organik) 1 unit, combine harverster (besar) 1 unit, combine harvester (sedang) 1 unit, serta traktor roda 4 sebanyak 1 unit.
0 Response to "Petani Semakin Tertarik Memanfaatkan Alsintan, dampak dari Modernisasi Pertanian"
Post a Comment