Langkah Pengolahan Lahan Sawah dengan Cultivator
Pengolahan tanah berfungsi untuk merubah sifat fisik tanah supaya lapisan yg semula keras menjadi gempur dan rata. Sehingga diinginkan gulma akan mati dan membusuk menjadi humus, aerasi tanah menjadi lebih baik, lapisan bawah tanah menjadi jenuh air jadi bisa menghemat air.
Pengolahan tanah sawah akan membenahi dan mengatur pematang sawah dan selokan. Kondisi Pematang (galengan) sawah diupayakan masih baik untuk memudahkan pengaturan irigasi jadi tak boros air dan memudahkan perawatan tanaman.
Tahapan Pengolahan Tanah Sawah :
Perbaikan,Pematang/Galengan dan Saluran
Sebelum proses pengerjaan tanah dimulai, Pematang/Galengan wajib dibersihkan dari rerumputan, diperbaiki, dan dibangun lumayan tinggi. Fungsi mutlak untuk menahan air selagi pengolahan tanah supaya tak mengalir keluar petakan, karena dalam pengerjaan tanah air tak boleh mengalir keluar. Fungsi selanjutnya berkaitan erat dengan pengaturan kebutuhan air selama
Pencangkulan
Tahap berikutnya yaitu pencangkulan. Sudut–sudut petakan dicangkul untuk memperlancar pekerjaan bajak alias traktor. Pekerjaan tersebut dilaksanakan bersamaan dengan ketika pengolahan tanah
Pembajakan dan Penggaruan
Pembajakan dan Penggaruan berfungsi supaya tanah sawah melumpur dan siap ditanam padi
Pembajakan
Airi petakan sawah seminggu sebelum pembajakan, untuk melunakan tanah dan menghindarkan melekatnya tanah pada mata bajak. Terlebihdahulu dibangun alur ditepi dan ditengah petakan sawah supaya air cepat membasahi saluran petakan. Kedalaman dalam pembajakan + 15-25 cm. Hingga tanah sangatlah terbalikan dan hancur.Adapun kegunaaan dari pembajakan ialah sebagai berikut :
Pemberantasan gulma, karena dengan pembajakan flora dan biji gulma akan terbenam
Menambah unsur organik, karena pupuk hijau yg bersumber dari rumput akan terbenam dan tercampur dengan tanah
Mengurangi pertumbuhan hama penyakit
Setelah dibajak tanah segera wajib digenangi, untuk mempercepat pembusukan sisa-sisa tanaman dan menghindari hilangnya nitrogen juga melunakan bongkahan tanah yg dikarenakan pembajakan. Penggenangan dilakukan selagi kira-kira seminggu
Penggaruan
Sebelum penggaruan dimulai, terlebih dahulu air didalam petakan dibuang, ditinggalkan sedikit untuk membasahi bongkahan bongkahan tanah. Selama penggaruan, saluran pemasukan dan pembuangan air wajib ditutup, untuk menjaga supaya sisa air jangan hingga habis keluar dari petakan.
Cara pengolahan tanah bisa memakai tenaga manusia, fauna alias alat-alat mesin pertanian.
Alat pertanian modern pasti akan membikin aktivitas pertanian Kalian menjadi terus mudah. Peralatan ini telah dibekali dengan teknologi yg hebat jadi penggunanya tak wajib mempercayakan metode manual lagi. Dengan adanya alat-alat modern ini diinginkan akibat panen yg akan didapatkan pun bisa lebih maksimal.
Cultivator
Cultivator ialah alat pertanian modern yg mempunyai kegunaaan untuk membajak sawah, tepatnya berfungsi mengolah tanah sekunder (penghancuran dan penghalusan tanah). Cara kerja Cultivator Hummax ialah dengan memakai gerigi yg kemudian ditancapkan pada tanah sawah. Setelah tertancap, mesin akan bergerak dengan tenaga penggerak (biasanya mesin traktor). Saat mesin bergerak jadi tanah akan otomatis terangkat dan pecah susunannya.
Selain untuk mengolah tanah sekunder, Cultivator Hummax juga bisa dipakai untuk menyiangi tanaman. Alat modern ini mengaduk tanah pertanian dengan cara perlahan dan hati-hati, jadi tak akan merusak tanaman pertanian yg telah ada.
Bajak Subsoil
Terkadang petani juga butuh membikin parit untuk irigasi sawah. Untuk membikin parit pasti diperlukan alat bajak yg lebih kuat untuk memecahkan susunan tanah yg dalam. Biasanya parit akan memperlukan kedalaman kurang lebih 50-90 cm. Agar tak menyulitkan petani, inovasi teknologi alat pertanian terus dilakukan. Akhirnya ditemukanlah alat yg tak jarang disebut dengan bajak subsoil. Alat ini sanggup memecah tanah hingga kedalaman 90 cm.
Bajak subsoil alias tanah bawah juga terdapat dalam mode standar yg bisa dipakai untuk pengolahan tanah dangkal (kurang dari 50 cm). Bajak subsoil ini juga digerakkan dengan mesin traktor, Biasanya daya yg diperlukan kurang lebih 60-85 HP.
Garu Sisir
Garu sisir ialah penggaruk yg bergigi paku. Fungsi utamanya ialah untuk pengolahan tanah sekunder (penghalusan tanah). Garu sisir biasanya dipakai ketika tanah pertanian berada dalam keadaan basah seusai berakhir diolah dengan mesin bajak, Sebenarnya metode garu ini telah dipakai oleh petani Indonesia, tetapi ketika ini timbul dengan teknologi yg lebih modern memakai mesin dan gerigi logam. Perubahan ini membikin garu sisir menjadi lebih kuat dan tahan lama.
Pada metode konvensional alias lama, garu sisir akan digerakkan dengan menghela sapi alias kerbau. Namun dalam pertanian yg lebih modern, garu digerakkan oleh mesin traktor.
Garu Piring
Sama semacam garu sisir, garu piring juga dipakai dalam proses pengolahan tanah sekunder. Garu piring mempunyai piringan-piringan kecil yg berfungsi untuk membalikkan tanah dangkal pada lahan pertanian. Alat pertanian modern ini tak memerlukan tenaga yg besar sebagai penggerak. Satu piringan garu saja telah sanggup membalikkan tanah dalam jumlah banyak.
Ada dua tipe garu piring yg umum digunakan. Pertama ada garu piring dengan dua rangkaian satu aksi, dan kedua garu piring dengan dua rangkaian dua aksi. Semakin tak sedikit rangkaian dan aksi jadi terus manjur juga kerja garu.
Ciri-ciri Tanah Telah Selesai Diolah dan Siap Untuk Ditanami
Tanah hingga berlumpur
Air tak lagi tak sedikit merembes ke dalam tanah
Permukaan tanah rata
Pupuk tercampur rata
Bersih dari sisa gulma dan tanaman
Penulis : Getun Suswanto, Penyuluh Pertanian Kecamatan Sragi.
0 Response to "Langkah Pengolahan Lahan Sawah dengan Cultivator"
Post a Comment