Menuai Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

Menuai Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai



Usaha Budidaya Kedelai


Usaha Budidaya Kedelai - Sebagai salah satu tanaman penghasil protein nabati, kebutuhan kedelai di tingkat lokal maupun nasional tetap cenderung sangat tinggi. Bahkan kini ini kedelai menjadi produk komoditas dagangan yg pasokannya di Indonesia sendiri tetap belum tercukupi, jadi beberapa pihak mulai melakukan impor kedelai untuk memenuhi kebutuhan mereka setiap harinya.

Melihat tingginya kegiatan impor kedelai di negara Indonesia, pastinya memperlihatkan suatu indikator baru bagi kita semua bahwa kesempatan pasar kedelai kini ini tetap sangat menjanjikan. Karena itu untuk mendatangkan untung besar setiap bulannya, tak ada salahnya kalau Kalian memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mulai memproduksi kedelai dan membudidayakannya untuk memenuhi kebutuhan konsumen yg tetap sangat tinggi.

Konsumen
Pada dasarnya kacang kedelai telah dikenal masyarakat Indonesia semenjak puluhan tahun silam. Biasanya sumber protein nabati ini diolah masyarakat menjadi makanan ataupun minuman pokok sehari-hari, ataupun untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri. Misalnya saja semacam kebutuhan industri kuliner, sebut saja pada proses pembuatan tempe, kecap, tahu, tauco, tauge, dan pembuatan susu kedelai, alias pada industri non makanan contohnya untuk pembuatan kertas, cat air, tinta cetak, minyak kedelai, industri farmasi dan industri peternakan yg memperlukan daun dan batang tanaman kedelai untuk pakan ternak maupun pembuatan pupuk kompos.

Info Bisnis
Saat ini persebaran tanaman kedelai di Indonesia hampir menjangkau semua daerah. Mulai dari Jawa Tengah yg didominasi oleh Kabupaten Grobogan sebagai salah satu pusat penghasil kedelai di kawasan setempat, hingga menyebar ke Kabupaten lain semacam Kedu, Surakarta, Pekalongan, Tegal, Jepara, Rembang, dan menjangkau Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jawa Timur terutama Jember, Bali, Lombok, Aceh, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara (Gorontalo), hingga di pelosok timur yaitu di Wilayah Papua.

Bagi Kalian yg berminat menjalankan urusan ekonomi budidaya kedelai, berikut ini kami informasikan beberapa teknik budidaya kedelai yg butuh diperhatikan para pelaku usaha.

Teknik Budidaya Kedelai

  1. Langkah pertama yg butuh Kalian perbuat yaitu mempersiapkan bibit kedelai yg berkualitas unggul. Untuk 1 ha lahan pertanian, biasanya memperlukan bibit kedelai 40-50 kg per ha. Usahakan bibit mempunyai ukuran yg lumayan besar, tak cacat, dan mempunyai warna putih kekuningan.
  2. Selanjutnya Kalian dapat mempersiapkan lahan alias sawah dengan membersihkannya dari jerami, menambahkan kapur alias dolomit sekitar 200-300 kg/ha untuk tanah yg pH-nya rendah (pH ideal 5,8-7). Kalian juga dapat menambahkan pupuk SP-36 tak lebih lebih 100 kg untuk 1 hektar lahan yg akan dipakai untuk budidaya kedelai. Tanaman kedelai ini tepat ditanam di lahan yg mempunyai drainase dan udara yg lumayan baik, curah hujan berkisar 100-400 mm/bulan, suhu udara 23°-30°C, dan ketinggian lokasi tak lebih lebih 600 mdpl.
  3. Ketika pengolahan tanah telah selesai, selanjutnya buatlah celah tanam dengan tugal sedalam 5 cm dan berjarak 20 x 30 cm. Kemudian, masukan bibit kedelai yg telah disiapkan ke dalam celah yg telah dibangun (satu celah 2-3 biji). Setelah itu, tutup benih dengan tanah gembur tanpa dipadatkan.
  4. Setelah 5-6 hari, kedelai mulai tumbuh dan proses penyulaman dapat dilakukan. Langkah ini dapat Kalian perbuat dengan mengganti benih yg tak tumbuh dengan benih baru (sebaiknya perbuat sore hari).
  5. Proses penyiangan dan pemupukan dapat Kalian perbuat ketika tanaman berumur 30-35 hari. Untuk lahan seluas 1 ha, Kalian dapat menambahkan 50 kg pupuk urea dan 50 kg KCl. Bila kondisinya tak lebih bagus, Kalian dapat melakukan penyiangan pada ketika kedelai berumur 55 hari.
  6. Bila lahan Kalian kekurangan air, Kalian dapat memperlihatkan tambahan irigasi terutama pada ketika tanaman berumur 1-50 hari. Biasanya untuk penanaman kedelai, diperlukan kondisi tanah yg lembab melainkan tak terlalu becek. Namun sebaliknya, kalau memasuki masa panen kedelai sebaiknya kondisikan tanah dalam kondisi kering.
  7. Musim panen kedelai biasanya memakan waktu antara 75-110 hari, untuk komoditas konsumsi Kalian dapat memanen kedelai pada usia 75-100 hari, sedangkan untuk bakal bibit dapat Kalian panen ketika memasuki umur 100-110 hari. Tanaman yg telah siap panen biasanya daunnya telah kering, dan buahnya berkembang menjadi kuning kecoklatan dan buah polong telah mulai terkesan tua. Untuk proses pemanenan Kalian dapat mencabut seluruh batang tanaman, dan menjemurnya hingga sangatlah kering. Bila biji kedelai telah kering sempurna, Kalian dapat memasukkannya ke dalam karung dan yg akan terjadi panen pun siap dipasarkan.
Usaha Budidaya Kedelai


Kelebihan Bisnis
Untuk memenuhi kebutuhan kedelai di dalam negeri yg lumayan tinggi, Pemerintah tetap melakukan impor kedelai dari negara tetangga rata-rata mencapai 40% dari kebutuhan kedelai di tingkat nasional. Kondisi ini pastinya menjadi bukti nyata bagi kita semua, bahwa tingkat kebutuhan pasar kedelai di dalam negeri tetap lumayan tinggi. Dengan begitu, dapat dikatakan kalau bisnis budidaya tanaman kedelai mempunyai prospek ekonomi yg tetap sangat strategis, jadi tak menutup kemungkinan kalau Kalian dapat memperoleh untung besar setiap bulannya dari urusan ekonomi budidaya kedelai.

Kekurangan Bisnis
Selama ini teknik budidaya kedelai yg dijalankan sebagian besar petani di Indonesia tetap sangat tradisional. Baik dalam faktor pengolahan tanah, pemupukan, dan dalam proses pemberantasan hama maupun penyakit pada tanaman kedelai. Tidaklah heran kalau hingga kali ini yg akan terjadi produksinya juga tetap sangat rendah. Sebab pada ketika proses budidaya berlangsung, tak sedikit tanaman kedelai yg rusak alias mati sebab agresi hama dan penyakit ataupun dikarenakan oleh kondisi tanah yg tak lebih subur.

Strategi Pemasaran

Sebagian besar petani di Indonesia memasarkan yg akan terjadi panennya melewati KUD (Koperasi Unit Desa) di wilayah setempat. Selain itu, mereka juga dapat menjual yg akan terjadi panen kedelai terhadap para tengkulak yg kemudian akan meneruskannya terhadap pedagang besar (pengumpul) dan pada akhirnya didistribusikan ke industri-industri yg memperlukan bahan baku kedelai. Sedangkan untuk strategi pemasaran yg dipakai petani partai kecil, dapat disalurkan eksklusif terhadap pelaku industri rumah tangga yg ada di sekitar lingkungan para petani. Tingginya permintaan pasar menjadikan proses pemasaran kedelai di beberapa kawasan tidaklah terlalu sulit, jadi harga jualnya pun juga dapat dikatakan lumayan stabil.

Kunci Sukses
Yang paling penting dalam menjalankan urusan ekonomi budidaya kedelai merupakan mempersiapkan lahan yg ideal sebelum ditanami bibit kedelai, melakukan pemupukan dan pemberantasan hama dengan cara rutin, dan memilih bibit kedelai yg sangatlah unggul kualitasnya. Dengan memperhatikan tenik budidaya kedelai dengan cara intensif, dapat dipastikan kalau yg akan terjadi panen yg didapatkan dapat lebih optimal dan keuntungan yg dikantongi para petani juga dapat lebih besar.

Analisa Ekonomi Asumsi
Luas lahan yg dipakai 1 ha
Menggunakan sistem monokultur (penanaman tunggal)
Diperkirakan produksi kedelai 2 ton (2.000 kg)/ha
Harga jual kedelai per kg Rp 5.500,00
Periode tanam 75-100 hari (3 bulan) Modal awal
Sewa lahan per tahun                           Rp 20.000.000,00
Peralatan (sprayer, cangkul, dll)              Rp  1.500.000,00
Benih kedelai Rp 9.000/kg x 50 kg              Rp    450.000,00+
Total                                          Rp 21.950.000,00 Peralatan mengalami penyusutan seusai pemakaian 5 tahun :
1/60 bulan x Rp 1.500.000,00                   Rp 25.000,00/bulan Biaya operasional per periode (3 bulan)
Bibit : 50 kg x Rp 9.000,00/kg                 Rp   450.000,00
Pupuk urea 50 kg x Rp 1.800,00/kg              Rp    75.000,00
Pupuk SP-36 (100 kg x Rp 2.000,00)             Rp   200.000,00
Pupuk KCl 50 kg x Rp 5.000,00                  Rp   250.000,00
Dolomit 200 kg x Rp 1.500,00                   Rp   300.000,00
Pestisida 5 kg x Rp 50.000,00                  Rp   250.000,00
Gaji tenaga kerja (3x Rp 900.000,00)           Rp 2.700.000,00
Biaya transportasi                             Rp   450.000,00
Sewa lahan per bulan :
Rp 20.000.000,00 : 12 bulan                    Rp 1.666.700,00
Biaya penyusutan                               Rp     5.000,00+
Total pengeluaran                              Rp 6.366.700,00 Omset per bulan
Hasil penjualan per pediode tanam (3 bulan) :
2 ton (2.000 kg) x Rp 5.600,00                 Rp 11.200.000,00 Laba bersih per bulan
Laba bersih per periode :
Rp 11.200.000,00 - Rp 6.366.700,00   =         Rp 4.833.300,00 Laba bersih per bulan :
Rp 4.833.300,00 : 3 bulan            =         Rp 1.611.100,00 ROI (Return of Investment)
(Modal awal : laba bersih per bulan) =         ± 13 bulan (4x panen)

Semoga info agrobisnis mengenai menanam laba dari perjuangan budidaya kedelai ini dapat memperlihatkan tambahan wawasan urusan ekonomi bagi para pembaca dan menginspirasi seluruh lapisan masyarakat untuk segera mengawali usaha. Maju semakin UKM Indonesia dan salam sukses.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Menuai Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai"

Post a Comment